[Nasional-m] Perempuan antara Racun dan mADU

Ambon nasional-m@polarhome.com
Thu, 24 Oct 2002 22:21:31 +0200


sINAR hARAPAN
Perempuan antara Racun dan Madu

Kenyataan yang menghamparkan di hadapan kita adalah kesengsaraan
berjuta-juta manusia di negeri ini maupun di tempat lain di seluruh dunia.
Kesengsaraan yang lahir akibat konflik bersenjata, bencana alam ataupun
bencana lingkungan bualan manusia, serta akibat menjadi korban situasi dan
yang paling tragis terperangkap dalam penderitaan yang seakan tanpa ujung.
Misteri ini harus disingkapkan untuk membuka tabir tentang perempuan. Ia
bisa menjadi racun, tapi apabila diolah dengan baik bisa menjadi madu untuk
kemaslatan umat—untuk mendewasakan diri dalam berdemokrasi.
Ketidakadilan dan kekerasan, dua kenyataan yang sudah menjadi bagian hidup
sehari-hari kita tanpa henti, kesaksian sehari-hari terhadap dunia,
kehidupan yang susul menyusul membuat kegelisahan semua orang. Kini disusul
tragedi Bali sebagai tragedi dunia.
Melihat kenyataan tersebut, diam bukan berarti emas, justru sebaliknya dosa
besar apabila kita diam membisu melihat di hadapan kita terus-menerus
berlangsung ketidakadilan, penindasan, ketidaktenteraman di dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, lebih meninggikan egoisme/egosentris tanpa
sense of crisis yang tidak menyelesaikan persoalan bangsa.
Di satu sisi berteriak tentang hentikan kekerasan dan ketidakadilan, tapi di
sisi lain, gerakan perempuan tidak bersatu berusaha untuk menghentikannya.
Ketidakdewasaan pergerakan perempuan Indonesia menjadi penyebab dan
ketidakadilan dan kekerasan dibiarkan terus berlangsung.
Hari ini bukan hari yang kemarin. Kita harus mempunyai prioritas kerja mana
yang lebih penting agar reformasi berjalan terus untuk tegaknya HAM dan
demokrasi, dan perjuangan perempuan itu sendiri tercapai untuk meningkatkan
harkat dan martabat bangsa.

Pernyataan kami ini untuk self-correction bagi seluruh perempuan Indonesia
untuk tidak memelihara dendam akibat masa lalu. Keselamatan bangsa kini
harus menjadi prioritas tanpa mengurangi perjuangan perempuan untuk republik
secara bersamaan. Reformasi total adalah juga mengandung konsekuensi untuk
koreksi total.
Kita harus cepat berbalik mengubah cara berpikir bagaimana Indonesia
menghindari kepentingan nasional tidak bertabrakan dengan kepentingan
internasional dengan penduduk mayoritas muslim?
Pemberdayaan perempuan di bidang politik untuk menangkal malapetaka dunia
akan datang beruntun berubah cepat dengan serangan Amerika terhadap Irak
yang mempunyai kewenangan tanpa DK PBB dengan mayoritas Kongres AS
memberikan persetujuannya menyerang Irak.
Bencana itu bakal tak terelakkan apabila tidak disikapi sejak dini. Ini soal
waktu kerja politik perempuan harus dipercepat dan cara berpikir harus
direvolusi.
Bencana itu akan lebih dahsyat lagi kalau perempuan tidak bersatu yang
membawa bencana bukan lagi partai partai politik, tapi pergerakan perempuan
itu sendiri—Pemilu 2004 tidak terjadi, bisa jadi negara porak-poranda tanpa
pemilu.
Nasib bangsa kini kuncinya di tangan perempuan di kala partai politik tidak
bisa lagi mejadi alat pemersatu bangsa. Cara berpikir keliru apabila masih
menggantungkan pada partai politik dengan segala keterbatasannya dan relatif
masih baru dan miskin wawasan gender.
Agar lebih realistis menyikapi situasi, gerakan perempuan bangkit menjadi
pemersatu dan juru damai/juru selamat untuk perdamaian nasional
mempersatukan bangsa.
Gerakan perempuan sebagai pelopor/ujung tombak perubahan bagi kelangsungan
bangsa bersama rakyat yang didukung partai partai politik merupakan gerakan
revolusi damai.
Gerakan ini dijamin oleh UUD 45 yang menyatakan semua warga negara sama di
depan hukum dalam penyelenggaraan negara di kalangan eksekutif, legislatif,
dan yudikatif yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Gerakan ini
mendesak referendum untuk melahirkan karya besar untuk Indonesia baru.


R.A.BERAR FATHIA
Ketua Aliansi Perempuan Dan Kemitraan Nasional Indonesia




---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.404 / Virus Database: 228 - Release Date: 2002-10-15