[Nasional-a] [Nasional] Kolom IBRAHIM ISA -- CATATAN "SEMINAR TENTANG BUNG KARNO"--

nasional-a@polarhome.com nasional-a@polarhome.com
Fri Nov 8 01:12:00 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------
Kolom IBRAHIM ISA
7 November 2002.

CATATAN - -  “MINI-SEMINAR TTG. BUNG KARNO”

Sejak dimulainya diskusi ttg peranan Bung Karno dalam sejarah Indonesia,
yang dipicu kali ini oleh a.l. kolom-kolom dalam media internet  yang saya
publikasikan mengenai PELUNCURAN BUKU PROF BOB HERING:  “SUKARNO, BAPAK
PENDIRI INDONESIA” , -- hal mana berarti sesungguhnya adalah peluncuran buku
Prof. Bob Hering itulah yang menjadi pemicu utamanya --  sejumlah pemeduli
dengan serius telah ikut ambil bagian  dalam diskusi tsb. Hingga hari ini
sudah belasan mailis yang terjun dalam internet,  Mereka itu a.l terdiri
dari  Bismo Gondokusumo (Praha),  Budhisatwa J. KUSNI  (Paris) , Ikranagara
(LISI), Joesoef Isak (Penerbit Hasta Mitra, Jakarta), Prof. Arief Budiman
(Melbourne), Benny G. Setiono (Australia),  A. Burhan dan A. Supardi
(Perwakilan PDI-P wilayah Holland), Hongli (Hongkong), Padang Wicaksono
(Yogyakarta), Estananto, M. Iqbal H,  Hidayat, Umar Said (Paris) dll. Dalam
arti tertentu, tentunya juga tanggapan pakar Indonesia,dr Nico Schulte
Nordholt, yang diucapkannya di KITLV.  Bahwa demikian besar perhatian
terhadap tema politik Bung Karno, ini saja, kiranya sudah cukup membesarkan
hati kita. Karena, itu berarti, bahwa, di satu fihak perhatian cukup besar
terhadap masalah politik-besar Indonesia. Di lain fihak menunjukkan bahwa
tokoh BUNG KARNO, sebagai pejuang, politisi dan negarawan, tetap menjadi
perhatian. Hal itu juga menunjukkan bahwa  Bung Karno, sebagai tokoh politik
dan negarawan, tetap jadi  t i t i k -s o r o t a n   para pemerhati
politik. Lebih-lebih lagi menarik, ialah,  dari hari ke sehari, sorotan dan
perhatian semakin tertuju pada ide-ide dan konsepsi politik dan kenegaraan
Bung Karno.

Dalam dialog saya baru-baru ini dengan salah seorang teman, mengenai Bung
Karno, pernah saya kemukakan, bahwa:

Dalam waktu panjang, saya memusatkan perhatian pada segi-segi positif Bung
Karno, sebagai pejuang, pemimpin, negarawan dan seorang REVOLUSIONER. Maka
tidak kebetulan bahwa saya sering  menyiarkan kembali karya-karya Bung
Karno, menulis tentang Bung Karno, terutama tentang fikiran-fikiran dan
ide-idenya; baik mengenai pembangunan nasion Indonesia, maupun mengenai
perlunya suatu persatuan nasional yang kuat untuk mencapai, membela dan
memperkokoh rakyat, bangsa dan negara Indonesia.

Saya belum memasuki segi-segi negatif tokoh Bung Karno, termasuk  ide dan
politik Bung Karno yang dianggap sebagai  suatu kesalahan serius.  Ini bukan
saja karena saya anggap bahwa pada Bung Karno, yang pokok adalah segi
positifnya. Biarlah penulis lain menyoroti segi-segi negatif dari Bung
Karno; cukup banyak yang sudah dan akan melakukannya. Mereka bisa secara
terperinci menganalisa, memberikan argumentasi mengapa ide Bung Karno
mengenai Indonesia dan dunia itu, dianggapnya  salah serius. Ini baik,
karena dengan demikian kita melihat dua segi dari Bung Karno.  Pada saatnya
sayapun akan mengajukan pemikiran saya mengenai hal-hal yang saya anggap
keliru dalam politik Bung Karno.

Mengapa  tidak sekarang?
Karena  sekarang, ada yang lebih urgen! Yaitu, - - - -  pada saat ini,
bangsa kita, terbanding  masa lampau, lebih-lebih lagi memerlukan suatu ide,
suatu visi, suatu ide besar yang konsepsionil mengenai kesatuan dan
persatuan nasion kita dan pengokohannya.  Suatu fikiran, konsep, yang bisa
mempersatukan semua yang bisa dipersatukan untuk suatu INDONESIA, YANG ADIL,
MAKMUR DAN KUAT. Yang dikatakan suatu INDONESIA, DARI RAKYAT, OLEH RAKYAT
DAN UNTUK RAKYAT!

Dengan segala kekurangannya, (termasuk yang dibilang  s e r i u s) , saya
fikir PANCASILA - AJARAN-AJARAN BUNG KARNO,  adalah yang paling punya syarat
untuk memainkan peranan sebagai pemersatu itu. Ini bukan taktik, bukan sutu
sikap yang pragmatis tetapi sesuatu yang  konsepsionil, strategis, rasionil
dan realis. Sudah 57 tahun lebih dasar FALSAFAH negara kita adalah
PANCASILA. Hal ini juga sudah dikokohkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
RI, sejak Proklamasi kemerdekaan.

Segenap kekuatan politik Indonesia, dari yang Nasionalis, Islamis sampaipun
yang Kiri (Marxis, Sosialis), semuanya menerimanya. Meskipun banyak
mengakuinya secara formal saja. Justru disinilah arti penting mempelajari
kembali karya-karya Bung Karno:  “LAHIRNYA PANCASILA”,  dan karya-karya
politik beliau lainnya. Karena tanpa mempelajari dan mengkhayati ide dan
konsep politik Bung Karno, tanpa mempelajari karya-karya beliau, sulit untuk
mengerti bahwa seseorang  atau parpol menyetujui Pancasila.

Tentang ide, visi dan fikiran Bung Karno sebagai landasan dan arah persatuan
dan kesatuan Indonesia, hal itu termanifestasi juga di dalam semboyan
nasional kita: ‘Bhinneka Tunggal Eka’ , itu semua,  sejak  lama saya
fikirkan.

Bangsa dan negeri kita sedang diancam perpecahan, terancam disintegrasi dan
kebangkrutan ekonomi. Maka saya anggap perlu, orang memikirkan kembali  ide
Bung Karno, khususnya ajaran-ajarannya, bukan secara dangkal saja, tetapi
secara mendalam dan  menyeluruh. Disinilah kita lihat betapa seriusnya Prof.
Bob Hering, seorang pakar Belanda, yang telah melakukan studi terhadap Bung
Karno, sebagai studi hidupnya. Ia juga telah mengambil kesimpulan penting,
yaitu bahwa SUKARNO ADALAH BAPAK PENDIRI INDONESIA.

Memang,  Manipol, Usdek, Dekon, dll;  juga Konferensi Asia-Afrika di
Bandung, Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika di Bandung,  Konferensi Wartawan
Asia-Afrika di Jakarta, Ganefo, Conefo, KIAPPMA,  kesemuanya itu dinyatakan
sebagai manifestasi dari politik nasional dan internasional  Bung Karno.
Kiranya, adalah lebih faktual untuk menyatakan bahwa  semua  itu, selain
dalam batas luas,  adalah ide dan fikiran serta konsep Bung Karno, tetapi
juga adalah hasil pemikiran dan produk dari gejolak dan gerakan revolusioner
di dunia dan di Indonesia waktu itu. Ide, konsep dan fikiran yang
dimanifestasikan di bidang internasional, khususnya di  dalam Manipol,
Usdek, DEKON, kembali pada UUD-45 (baik disini dicatat bahwa ide kembali ke
UUD-45 yang kemudian dilaksanakan melalui Dekrit Presiden – kuat sekali di
kalangan TNI ketika itu) terdapat kuat pada  pelbagai parpol, seperti  PKI,
Partindo, PNI, Baperki, PSII, Perti, NU,  Partindo, dll, pada ormas-ormas
seperti GMNI, CGMI, Pemuda Rakyat, SOBSI, Sarbupri, HSI, IPPI, dll. Segala
politik aktuil tsb, erat sekali berhubungan dengan  lingkungan, situasi
kongkrit dan umum Indonesia dan dunia ketika itu.

Situasi Diskusi Dewasa ini: Mengikuti bahan-bahan yang telah dikemukakan di
dalam media ini, dapatlah kiranya dicatat  tanggapan-tanggapan sbb:

PERTAMA : - - - - Tanggapan yang menggarisbawahi penilaian bahwa,  pada
pokoknya Bung Karno, sebagai Bapak Pendiri Nasion Indonesia, pemimpin
politik dan bangsa, sebagai negarawan, telah memainkan peranan positif dalam
sejarah Indonesia. Politik Bung Karno mengenai persatuan nasional, membela
dan mengkonsolidasi Republik Indonesia dan mengenai penggalangan solidaritas
internasional, telah mampu menggagalkan politik pecah belah kolonialis
Belanda, yang hendak merongrong RI dengan mebikin negara-negara boneka
seperti NIT, dsb, dan membawa Indonesia, kembali ke negara kesatuan
Republik Indonesia; mampu mengalahkan  gerakan “Angkatan Perang Ratu-Adil” <
APRA> dan subversi dari  agen-agen kolonialis Belanda, Smith dan
Jungslaeger;  telah mampu mengalahkan percobaan kudeta 17 Oktober 1952;
berhasil menggagalkan  gerakan subversif dan pemberontakan Darul Islam –
TII,  PRRI–Permesta yang didukung CIA, berhasil mengembalikan Irian Barat
ke pangkuan Ibu Pertiwi. Mengenai politik eknomi Presiden Sukarno yang
dituangkan dalam Deklarasi Ekonomi (DEKON),  dinilai bukannya mengalami
kegagalan, tetapi karena masih kurang cukup waktu untuk melaksanakannya,
lagipula mengalami banyak sabotase dan subversi finans dan ekonomi dari
kekuatan luar.
Di samping itu, tidak menutup mata terhadap kekurangan-kekurangan beliau,
yang masih perlu diteliti dan dianalisis lagi secara kongkrit. Namun, yang
penting dewasa ini, adalah, dengan mempelajari kembali karya-karya klasik
Bung Karno, ide-ide dan konsepsinya, khususnya mengenai pembangunan nasion
Indonesia, berusaha memecahkan problim-problim pokok bangsa dan negeri
dewasa ini. Mentrapkan ide-ide pokok Bung Karno dengan memperhatikan
pentrapannya  dalam memecahkan masalah-masalah kongkrit dewasa ini.

KEDUA, - - - -  Tanggapan bahwa,  di satu fihak Bung Karno, sebagai Bapak
Pendiri Nasion Indonesia, sebagai pemimpin pergerakan dan Proklamator
Republik Indonesia, telah memberikan jasa-jasanya dalam sejarah. Namun,
dalam proses memimpin bangsa, khususnya sesudah beliau mengumumkan Dekrit
Presiden untuk Kembali ke UUD 1945, Bung Karno telah membuat
kesalahan-kesalahan serius, telah bertindak diktatorial, melanggar
prinsip-prinsip demokrasi. Di bawah pimpinan Bung Karno, Indonesia telah
mengalami “kebangkrutan politik”   dan “kekacauan di bidang ekonomi”. Konsep
dan visi politik Bung Karno mengenai masalah-masalah dalam dan luar negeri,
seperti Konferensi Bandung, Gerakan Non-Blok, Ganyang Proyek Nekolim
“Malaysia”,  konsep Deklarasi Ekonomi (Dekon), Manipol, Usdek, dll sudah
mengalami kegagalan. Oleh karena itu kita harus memandang ke depan,
merumuskan ide-ide dan konsepsi baru.

KETIGA,  - - - - Tanggapan bahwa dewasa ini, adalah tidak urgen, tidak
relevan, bahkan akan menyia-nyiakan waktu saja, membicarakan kembali masalah
peranan Bung Karno. Hal itu adalah sudah lampau. Tidak ada yang positif dari
peninggalan Bung Karno, kecuali kekacauan dan perpecahan nasional yang
terjadi. Bahkan, bisanya Suharto menguasai negara, menegakkan Orba, itu pada
pokoknya adalah kesalahan Bung Karno, sebagai politisi dan negarawan, yang
sudah mabuk kekuasaan, terpisah dari nasib rakyat.

Tanggapan-tanggapan yang diajukan dalam diskusi tsb masih memerlukan
pendalaman lebih lanjut, kecuali tentaunya bagi pendapat yang menganggap
tidak ada gunanya lagi untuk mendiskusikan peranan Bung Karno.

Ada satu usul kongkrit yang diajukan oleh Sdr Budhisatwati J. KUSNI, yaitu,
tentang perlunya ada moderator, untuk sekadar mencegah jangan sampai diskusi
tidak memusat, jangan sampai diskusi melompat dari satu soal ke soal lain,
sehingga sulit dicapai suatu kesimpulan. Usul ini patut dipertimbangkan.
Dalam pada itu, diskusi kita, yang tampaknya punya dampak positif ini,
seyogianya dapat dilanjutkan, dengan gaya bebas, dimana setiap peserta bisa
mengajukan problim-problim yang perlu dipecahkan. Yang paling baik kiranya
adalah,  tulisan-tulisan yang mengajukan problim dan analisa sekaligus
mengajukan pemecahannya. Sehingga dengan demikian duskusi akan bisa terpusat
dan efektif. Apakah mungkin mencapai suatu kesimpulan bersama dan siapa yang
menyimpulkannya, ini juga patut difikirkan.

Bahwa  kita sudah menjadi lebih aktif  memikirkan masalah besar ini, itu
saja, bagi saya sudah merupakan suatu hasil, dan, generasi muda akan
mengambil manfaatnya yang positif! * * * * *




-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------