[Nusantara] "Mung Murbandono" : RI TERCINTA NGGAK BISA DIAPA-APAIN

Reijkman Carrountel reijkman@europe.com
Fri Sep 6 06:56:04 2002


"Mung Murbandono" : RI TERCINTA NGGAK BISA DIAPA-APAIN 
5 Sep 2002 17:29:33 -0000 
         
KATUR BPK BISMO DG:
RI KITA TERCINTA NGGAK BISA DIAPA-APAIN
 
KITA semua agaknya respek  akan pesan moral "TKI, Crassus dan 
Keuntungan Dari Nestapa" tulisan Bpk  Bismo DG. Tapi permasalahan di RI kita 
itu, yang dikritik dan mengritik, sama-sama jeleknya. Pengritik rezim 
pemerintah yang sekarang adalah para oportunis yang mencari kesempatan 
dalam kesempitan. Rezim sekarang yang dikritik, juga sami mawon, yaitu 
pencari kesempatan dalam kesempitan, sebab tergulingnya Gus Dur itu juga 
berfondasi filsafat kesempatan dalam kesempitan. Tapi Gus Dur pun, juga 
di samping ada dan banyak benernya (saya kagum saat beliau mendobrak 
sikap pikir di sekitar "problem" komunisme dan ikutannya itu, yang sampai 
detik ini dimacetkan oleh rezim yang berjalan), toh juga banyak nggak 
betulnya, begitu bersinggungan dengan soal duit dan sejenisnya misalnya 
soal bakul beras dll itu. Juga, sebab secara fisik dalam ukuran yang 
masuk akal, beliau itu ya "tidak pantas"-lah  menjadi Presiden RI. Tapai 
saat itu dipaksakan juga. Ya boleh-boleh saja. Jadi rada nyentrik !
dan atau mungkin futuristik dalam bingkai mekanisme bernegara yang 
"biasa". (Sebab dalam konteks pikiran-pikiran liar saya, barangkali 
Indonesia itu akan menjadi lebih baik dan sejahtera, jika tidak dipimpin oleh 
manusia, tetapi oleh Robot yang diprogram secara sempurna saja. Sebab 
rata-rata manusianya yang "model sekarang" sudah sukar dipercaya.) 
 
Mega yang "pahlawan" 27 Juli 1996 itu samasekali sudah nggak ada. Sudah 
lewat. Megawati saat ini sudah berubah. Itu wajar-wajar saja. Sebab 
duit dan kekuasaan itu memang enak sekali. (Bukan kata saya, tapi kata 
orang yang pernah amat dekat dengannya, nempel terus dan menyertai terus 
sampai Sang Mega nongkrong di singgasana, yang lalu  terpaksa "patah 
arang" dengan Sang Mbak Tercinta, yang saat ini masih biasa-biasa aja, 
menjadi dokter umum untuk wong-wong cilik, yang rumahnya nggak pernah 
dikunci.) 
 
Lalu Hamzah Haz, Sang Wapres? Tentang tokoh terhormat yang satu ini, 
saya cuma ada satu komentar, ialah semacam no comment saja. Sebab semua  
manusia Orde Baru yang memakai helm reformasi itu, sudah tidak bisa 
dikomentari. 
 
Dus, RI kita ini, sejujur-jujurnya adalah macet. Nggak bisa 
diapa-apain. Jadi, untuk sementara ini ditonton saja. Ini bukan berarti tidak 
peduli atau frustrasi atau sinis atau patah hati atau apa saja yang sejenis 
dengan itu, samasekali tidak. Sebab, keniscayaan dalam  logika politik 
yang ada memang harus berjalan begitu. Saya makin yakin, bahwa 
Indonesia saat ini, secara kultural politis, memang betul sebagaimana dikatakan 
Rm Mangun almarhum, masih berada di tahap perintisan, yaitu di tahun 
1902, manakala Boedi Oetomo belum berdiri .....
 
Salam hormat,

L Murbandono Hs
Rakyat Biasa Warganegara RI
Tinggal di Hilversum, Nederland


-- 
__________________________________________________________
Sign-up for your own FREE Personalized E-mail at Mail.com
http://www.mail.com/?sr=signup