[Nusantara] Apa yang Tersisa di Negeri Ini?
gigihnusantaraid
gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 18 09:24:55 2002
Apa yang Tersisa di Negeri Ini?
- Rasa sedih, kecewa, prihatin, penasaran serasa mengaduk-aduk hati
ketika
mendengar bom telah mengguncang Bali. Tidak tanggung-tanggung. Tiga
bom
meledak berurutan menjelang tengah malam, malam Minggu kemarin.
Melihat
korban yang jatuh dan bekas yang ditinggalkan, ledakan bom itu,
terutama di
Legian, Kuta, berkakuatan sangat dahsyat. Di jalan meninggalkan
kubangan
berukuran sekitar 4 x 4 meter, kedalaman hampir satu meter. Beberapa
bangunan di sekitarnya hancur. Yang paling parah, tempat hiburan
malam
yang
banyak dikunjungi wisatawan asing, Diskotek Paddys. Itulah sebabnya,
yang
banyak menjadi korban juga orang asing, turis-turis yang sedang
berlibur di
Bali. Bom lainnya meledak di Renon, dekat Kantor Konsulat AS di
Denpasar.
- Bali selama ini kita kenal sebagai bagian dari Tanah Air ini yang
paling
aman, damai dan tenang. Nyaris terlepas dari berbagai konflik yang
terjadi
di bagian-bagian lain negeri ini. Tak ada konflik antarumat beragama,
ataupun perseteruan yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan lain.
Pernah
terjadi ribut-ribut di Badung, salah satu kabupaten. Namun, masalahnya
jelas, berkaitan dengan persaingan memperebutkan jabatan bupati. Sama
saja
dengan persoalan di beberapa kabupatan dan kota lain. Karena itu,
persoalan
juga terlesaikan dengan cepat. Apalagi di Pulau Dewata, yang pada
dasarnya
penduduknya lebih homogen. Budaya mereka yang sangat religius
memungkinkan
tiap persoalan yang timbul di antara mereka relatif lebih mudah
terpe-cahkan.
- Namun, sekarang bom juga meledak di sana. Sungguh sesuatu yang tak
terduga
sama sekali. Apa gerangan motifnya? Jika melihat sasarannya,
setidak-tidaknya tempat bom itu meledak, lebih mengarah pada sebuah
teror
ketimbang sasaran yang lain. Ledakan bom yang lain, bisa juga
disimpulkan
sebagai teror. Tetapi gambaran motifnya lebif jelas. Misalnya ketika
yang
menjadi sasaran tempat ibadah atau bangunan milik kelompok masyarakat
tertentu. Di Kuta, yang menjadi sasaran tampaknya sengaja tempat-
tempat
hiburan. Hal yang justru memukul dengan sangat telak peranan Pulau
Bali
sebagai salah satu daerah wisata kita yang paling utama. Wisatawan
asing
menjulukinya bagai ''surga dunia" yang bagi banyak dari mereka menjadi
tempat berlibur tahunan.
- Kalau Pulau Bali yang damai saja sudah dibom, apalagi yang kita
katakan
tentang Tanah Air ini? Bisakah kita masih membantah negara ini tak
menjadi
sarang teroris? Meskipun kelas "lokal" seperti dikemukakan mantan
presiden
Abdurrahman Wahid? Tetapi justru di sana terletak bahaya yang jauh
lebih
besar. Kalau teroris internasional, seperti dituduhkan AS misalnya,
jelas
sasarannya adalah objek-objek internasional. Misalnya
kepentingan-kepentingan AS, seperti juga dituduhkan oleh Washington
dan
sering tergambar dalam sesumbar teroris tersebut di beberapa negara
lain.
Misalnya, kalau toh benar di sini ada pendukung Al Qaedah, yang jadi
sasaran
objek-objek yang tak ada kaitannya dengan kepentingan bangsa. Baik
langsung
maupun tidak langsung.
- Teroris lokal, sasarannya tentulah juga objek - objek lokal.
Objek-objek
yang justru berkepentingan langsung dengan bangsa ini. Karena itulah,
masalah dan akibat yang ditimbulkan justru jauh lebih berbahaya bagi
kepentingan bangsa. Baik teror yang berkaitan dengan konflik
antaragama
maupun masalah lain. Bom di Bali misalnya, dampak negatifnya bakal
kita
lihat dengan nyata. Para calon turis tentu akan berpikir seribu kali
untuk
mewujudkan rencananya. Lihatlah, korban yang lebih banyak terdiri atas
orang-orang asing. Orang-orang tak berdosa, yang sekadar berlibur dan
tak
ada kaitan sama sekali dengan konflik internal dalam tubuh bangsa ini
ataupun konflik internasional. Apalagi dalam bulan Oktober, saat-saat
menjelang akhir tahun, menjelang saat "surga dunia" itu biasanya lebih
banyak dipenuhi wisatawan asing ketimbang bangsa kita sendiri.
- Teroris lokal jauh lebih berbahaya, karena sasarannya adalah tubuh
bangsa
itu sendiri. Perbuatannya merusak kepentingan bangsa, internal ataupun
eksternal. Internal, mempertajam konflik yang sudah ada dan merusak
bahkan
melumpuhkan sarana dan prasarana yang sudah ada. Bidang eksternal
sudah
tampak jelas. Makin banyak investor asing yang membatalkan niatnya.
Yang
sudah berusaha di sini banyak yang mengalihkan modal ke negara lain
yang
lebih aman. Aman bagi usaha dan bagi keselamatan diri mereka. Kita
telah
merusak diri kita sendiri dan di mata antarbangsa terancam kehilangan
segalanya. Apa yang tersisa di negeri ini? Tak berguna berbantah
tentang ada
teroris atau tidak. Yang didambakan adalah kembalinya kebersamaan.
Seluruh
elite bangsa yang harus memelopori.