[Nusantara] Kisah seorang Al-Faruq versi CIA

gigihnusantaraid gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 4 08:12:28 2002


Kisah seorang Al-Faruq versi CIA

Laporan di majalah internasional terbitan AS, Time, edisi 23 
September 
2002 
yang mengungkapkan bahwa Omar Al-Faruq, memang menggoncangkan dunia 
internasional. Al-Faruq, seorang warga Indonesia berusia 31 tahun 
kelahiran 
Kuwait yang punya seorang isteri dan dua anak dan tinggal di 
Cijeruk, 
Bogor, 
disebut-sebut sebagai tokoh senior jaringan terorisme internasional 
Al-Qaida.

Berita ini menjadi laporan utama (cover story) Time dengan judul 
Confession 
of an Al-Qaeda Terrorist (Pengakuan seorang anggota teroris Al-
Qaeda). 
Dalam 
laporan berembel-embel laporan eksklusif itu diungkapkan bagaimana 
riwayat 
Omar Al-Faruq dan peranannya dalam jaringan Al-Qaida, yang didukung 
dengan 
sejumlah informasi yang menurut Time didapat dari laporan badan 
intelijen 
AS, CIA.
Time mengisahkan bahwa setelah pindah ke Cijeruk tahun lalu, Al-
Faruq 
mencoba membaur dengan warga setempat. Meski bahasa Indonesianya 
masih 
belum 
lancar, Al-Faruq punya KTP yang menyebutkan bahwa ia adalah warga 
Ambon.
Menurut Mira Agustina, isterinya, Al-Faruq biasanya suka mengajar 
mengaji 
dan tak pernah pergi jauh dari rumah. Mira menuturkan bahwa hari 
Rabu 
tanggal 5 Juni lalu Al-Faruq meneleponnya untuk pamit pergi ke 
sebuah 
mesjid 
di Kota Bogor. Namun sejak itu ia tak lagi kembali karena menurut 
Time 
aparat keamanan Indonesia menangkapnya dan tiga hari kemudian 
mendeportasikannya.
Al-Faruq ternyata kemudian dibawa oleh para agen AS ke pangkalan 
udara 
Bagram di Afghanistan, tempat ditahannya para tersangka anggota 
jaringan 
Al-Qaeda.
Menurut laporan intelijen yang berhasil didapat Time, para pejabat 
AS 
yakin 
bahwa Al-Faruq adalah salah satu wakil terpenting pemimpin Al-Qaida, 
Osama 
bin Laden, untuk kawasan Asia Tenggara.
Dirinya disebut bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan 
berbagai 
kelompok militan Islam dan memanfaatkan kekuatan mereka untuk 
melakukan 
berbagai serangan teror terhadap AS dan sekutu-sekutunya. Informasi 
tentang 
peranan Al-Faruq juga disampaikan oleh seorang yang disebut bernama 
Abu 
Zubaydah, pejabat paling senior Al-Qaida yang berhasil ditangkap AS.
Al-Faruq sendiri dilaporkan baru mau mengaku tanggal 9 September 
lalu 
setelah selama tiga bulan berada dalam tahanan dan mengalami 
berbagai 
teknik 
interogasi dan tekanan psikologis. Menurut sebuah laporan CIA, Al-
Faruq 
mengaku bahwa ia memang wakil senior Al-Qaeda di Asia Tenggara.
Bahkan ia mengaku bahwa dua pejabat senior Al-Qaida yaitu Abu 
Zubaydah 
dan 
Ibn al-Syaikh al-Libi telah memerintahkan dirinya agar merencanakan 
serangan 
berskala besar terhadap berbagai kepentingan AS di Indonesia, 
Malaysia, 
Filipina, Singapura, Thailand, Taiwan, Vietnam dan Kamboja. Serangan 
itu 
antara lain akan diwujudkan dengan penggunaan bom mobil di berbagai 
kedutaan 
AS di wilayah itu.
Di bagian lain laporan Time diungkapkan pula bahwa Abubakar 
Ba'asyir, 
tokoh 
Islam yang di Indonesia, khususnya di Solo, dikenal sebagai pemimpin 
Pondok 
Pesantren Al-Mukmin di Ngruki, Sukoharjo, pinggiran selatan Kota 
Solo, 
telah 
mengizinkan Al-Faruq untuk memanfaatkan tenaga para anggota 
organisasi 
Jamaah Islamiyah (JI) dan berbagai sumber daya yang dimilikinya 
untuk 
memperlancar rencana serangan terhadap obyek-obyek AS.
Abubakar Ba'asyir selama ini dituduh sebagai pemimpin spiritual JI, 
organisasi militan yang disebut mencita-citakan pendirian negara 
berdasar 
syariat Islam murni di Asia Tenggara. - bas