[Nasional-m] Kemarau Panjang Ancam Separuh Wilayah Indonesia

Ambon nasional-m@polarhome.com
Fri Sep 6 01:00:31 2002


KCM
Kamis, 05 September 2002, 16:09 WIB

Kemarau Panjang Ancam Separuh Wilayah Indonesia

Jakarta, KCM
Separuh wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau panjang tahun ini.
Permulaan musim hujan di sejumlah wilayah itu diprakirakan mengalami
keterlambatan sampai satu bulan.
Kepala Badan Metereologi dan Geofisika (BMG), Gunawan Ibrahim, mengemukakan
hal itu kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/9). Prakiraan tersebut
merupakan hasil kajian Kelompok Kerja Prakiraan Musim Nasional (KKPMN) yang
terdiri dari BMG, Lapan (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional, BPPT
(Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), ITB (Institut Teknologi
Bandung).

Wilayah yang mengalami kemarau panjang itu terutama di Indonesia bagian
tengah dan timur. Gunawan mengatakan, perkembangan suhu muka laut di wilayah
tersebut menjadi sebabnya.
Suhu muka laut di perairan Indonesia bagian tengah dan timur, katanya, tetap
dingin pada Agustus lalu, yaitu di bawah 27,5 derajat Celcius. Sedangkan
suhu muka laut di perairan Indonesia bagian barat relatif lebih panas, yaitu
di atas 27,5 derajat Celcius.
Diperkirakan, pemanasan muka laut di wilayah timur dan tengah akan mengalami
keterlambatan sehingga menyebabkan permulaan curah hujan di wilayah itu
terlambat. Keterlambatan pemanasan suhu muka laut itu berkaitan dengan
fenomena El Nino di Pasifik Ekuator. Fenomena El Nino dengan intensitas
rendah sedang berlangsung di kawasan itu dan diperkirakan terus sampai awal
2003.
Gunawan menjelaskan, musim hujan di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh
suhu muka laut di Pasifik Ekuator. Sedikitnya ada tiga faktor lain yang ikut
mempengaruhi yaitu perkembangan angin muson Asia-Australia, perkembangan
gerakan ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) dan terjadinya siklon-siklon
tropis di wilayah utara dan selatan Indonesia.
Berdasarkan kajian KKPMN, ujarnya, tiga faktor yang terakhir menujukkan
gejala yang normal. Perkembagan angin muson Asia-Australia saat ini normal
dan sampai pertengahan Maret 2003 diprakirakan akan tetap normal. Demikian
juga dengan gerakan ITCZ serta kejadian siklon tropis di wilayah utara dan
selatan Indonesia.
Lebih jauh ia mengemukakan, dari 110 daerah prakiraan musim (DPM) di
Indonesia, 51 DPM atau 50 persen wilayah akan mengalami musim kemarau lebih
pajang dari biasanya. Dengan kata lain, permulaan musim hujan di
wilayah-wilayah itu mengalami keterlambatan 10 hari sampai satu bulan.
Sebanyak 47 DPM atau 47 persen wilayah mengalami permulaan musim hujan
normal dan sebanyak tiga DPM atau tiga persen wilayah mengalami musim hujan
lebih awal.
Daerah yang mengalami kemarau panjang antara lain sebagian besar Jawa Timur
bagian selatan, Madura, sebagian besar Yogyakarta dan Jawa Tengah serta
beberapa wilayah Jawa Barat (Sukabumi, Subang, Cianjur dan Majalengka).
Di luar Jawa, daerah yang akan mengalami kemarau panjang antara lain Aceh
Tenggara, Sumtara Utara bagian tengah, Riau daratan, Lampung Selatan,
Kalimantan Selatan bagian barat, Kalimantan tengah bagian timur, Bali bagian
tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Timor, Minahasa, dan Pantai utara Jayapura
bagian timur.
Wilayah-wilayah ini rata-rata baru memasuki musim hujan pada bulan November
atau Desember. Padahal biasanya wilayah itu memasuki musim hujan pada
Oktober atau awal November. Namun diprakirakan semua wilayah Indonesia akan
berada pada musim hujan pada bulan Desember 2002.
Gunawan juga mengemukakan, dari segi sifat, mayoritas wilayah (52 persen)
akan mengalami curah hujan normal. Sedangkan 41 persen wilayah akan
mengalami curah hujan di bawah normal dan tujuh persen wilayah mengalami
curah hujan di atas normal.
Wilayah yang curah hujannya di bawah normal antara lain Jawa Tengah
(Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Brebes, Pemalang, Pekalongan,
Batang, Kendal, Jepara, Kudus, Pati dan Wonogiri), Jawa Timur (Pacitan,
Treggalek, Tulung Agung, Bilitar, Lumajang, Jember), sebagian besar
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah bagian timur, Sumba Timur, Flores
Timur, sebagian besar Bali dan Minahasa.(egi)