[Nasional-f] [koran-salatiga] REKONSILIASI-3

enjoy_aje nasional-f@polarhome.com
Sun Sep 8 11:44:54 2002


--- In cari@y..., Charles Coppel <c.coppel@h...> wrote:

>Date: Mon, 31 Aug 1998 00:58:01 +0700
>From: BLONTANK POeR <blontank@s...>
>Subject: REKONSILIASI-3
>X-Sender: blontank@p... (Unverified)
>To: bhinneka@d...
>MIME-version: 1.0
>X-Loop: one
>
>
>KOMPAS Senin, 31 Agustus 1998
>
>
>Memaafkan adalah Syarat Dasar
>
>
>ADA semacam kesadaran, sejarah setiap bangsa itu dibangun oleh 
berbagai
>konflik dan rekonsiliasi. Melalui konflik, mereka disadarkan bahwa 
setiap
>perbedaan pada akhirnya memiliki kekuatannya masing-masing. Di sisi 
lain,
>melalui rekonsiliasi, sebuah bangsa diyakinkan bahwa kepentingan 
umum pada
>akhirnya merupakan acuan utama untuk membangun kehidupan bersama.
>
>Rumania, Afrika Selatan (Afsel), dan Korea Selatan (Korsel), 
merupakan
>contoh paling jelas dari kesadaran mengenai corak sejarah macam itu.
>Kediktatoran lembaga kepresidenan, politik apartheid (pembedaan warna
>kulit), serta represi terhadap oposisi telah menciptakan berbagai 
konflik
>berkepanjangan, kekacauan dan krisis mendalam. Namun, di tengah
>konflik-konflik tersebut, lahirlah tokoh dan kelompok masyarakat yang
>terasah hati nuraninya. Melalui tokoh-tokoh atau kelompok-kelompok
>masyarakat itulah, ketiga negara tadi mampu melakukan rekonsiliasi 
dan
>bangkit kembali menjadi sebuah bangsa 'baru'.
>
>Bagi sejarah Rumania, Afsel, dan Korsel, rekonsiliasi menjadi momen 
yang
>tak terelakkan dari hari esok. Mereka juga sampai pada kesadaran 
bahwa
>rekonsiliasi nasional bukan hanya retorik.
>
>
>***
>BAGAIMANA membangun rekonsiliasi? Dari pengalaman Rumania, Afsel, dan
>Korsel, terungkap bahwa rekonsiliasi nasional sangat berkait langsung
>dengan kualitas sebuah bangsa: pendendam atau pengampun, penuntut 
balas
>atau pemaaf. Rekonsiliasi nasional sulit lahir dari sebuah bangsa
>pendendam. Syarat dasar terciptanya sebuah rekonsiliasi nasional 
adalah
>semangat untuk memaafkan.
>
>Siapa yang berhak memaafkan? Mereka yang telah menjadi korban! 
Penalaran
>semacam inilah yang membuat ajakan rekonsiliasi nasional dari 
Presiden
>Afsel Nelson Mandela segera bergaung ke segenap penjuru negara. 
Mandela
>adalah salah seorang korban dari kesalahan manajemen politik, korban 
dari
>politik apartheid yang berkiprah di negara itu selama berpuluh-puluh
>tahun.
>
>Berdasarkan Konstitusi Sementara 1993, Mandela memerintahkan 
dibentuknya
>Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (The Truth and Reconsiliation
>Commission/TRC) yang diperkuat dengan Promotion of National Unity and
>Reconciliation Act, No 34/1995 (UU No 34 Tahun 1995 tentang 
Penggalakan
>Persatuan dan Rekonsiliasi Nasional) yang disahkan parlemen.
>
>Mandela juga mencabut UU Pertanahan (1913, 1936), UU Pemisahan 
Wilayah
>(1950), serta UU Pendaftaran Penduduk (1950). Tiga UU itu bagian dari
>sistem rasialis. Pemilu multipartai dan multirasial pada 27 April 
1994,
>lalu menjadi tonggak bagi terciptanya sebuah "Afrika Selatan yang 
Baru".
>
>TRC dibentuk untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia (HAM) 
dan
>memberikan "gambaran selengkap dan senatural mungkin, sebab-sebab dan
>tingkat pelanggaran HAM". Komisi juga menyatakan, amnesti mungkin
>diberikan "kepada orang-orang yang mengungkap secara lengkap fakta 
yang
>relevan berkait dengan kekejaman politik di masa lalu (1 Maret 1960 -
 10
>Mei 1994)."
>
>Dari catatan yang ada (The Economist, 28/9/96 dan BBC Online Network,
>31/7/1998), hampir 21.000 orang telah memberikan bukti-bukti 
pelanggaran
>HAM (korban membeberkan perlakuan tak manusiawi aparat dan aparat 
mengakui
>telah melakukan hal itu serta memberikan alasan-alasannya). Komisi 
juga
>menerima permohonan amnesti dari 7.000 orang, tetapi lebih dari 4.500
>pemohon ditolak.
>
>Pembentukan komisi yang dipimpin Uskup Agung Desmond Tutu itu 
bukannya
>tanpa rintangan. Orang-orang hitam yang menjadi korban, ada yang
>menganggap bahwa pemerintah tidak fair karena mengampuni para pelaku
>kejahatan terhadap harkat kemanusiaan. Orang-orang kulit putih pun
>khawatir bahwa mereka kalau mengaku akan dieksekusi seperti penjahat
>perang Nazi. Tetapi, mereka mendapat jaminan tidak akan diperlakukan
>seperti penjahat perang.
>
>Dasar pijakan Mandela membentuk TRC adalah terminologi agama, 
pengampunan
>dan penyelamatan. "Jika tidak ada amnesti, tidak ada Presiden Nelson
>Mandela," kata Deputi Ketua TRC Alex Boraine.
>
>
>
>***
>KEPUTUSAN Presiden Korsel Kim Dae-jung memberikan pengampunan kepada 
dua
>mantan presiden yang semula dijatuhi hukuman mati dan hukuman 22 
tahun
>penjara -Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo- adalah bentuk lain dari upaya
>mengupayakan rekonsiliasi nasional. Amnesti diberikan untuk 
menyatukan
>segala kekuatan guna mengatasi krisis.
>
>Langkah Kim Dae-jung tak berhenti di situ. Ia memperkuat rujuk 
nasional
>sekaligus mencari dukungan bagi kebijakan reformasinya dengan 
mengadakan
>jamuan makan dengan para mantan presiden yang di antaranya pernah 
berusaha
>menghabisinya: Kim Young-sam, Jenderal (Purn) Chun Doo-hwan, Jenderal
>(Purn) Roh Tae-woo, dan Choi Kyu-hah serta para istri.
>
>Ketika itu, Kim Dae-jung, -seperti diberitakan Reuters dan AFP-, 
menjamin
>tak menjalankan kebijakan radikal dan balas dendam. Menurut Kim Dae-
jung,
>memfokuskan kekuatan nasional melalui harmoni nasional dan meminta 
kerja
>sama semua pihak lebih penting daripada menegakkan balas dendam dan
>caci-maki terhadap rezim pendahulunya.
>
>Yang terjadi di Korsel memang beda dengan Afsel, meskipun memiliki
>semangat sama: semangat pengampunan dengan tetap menaati aturan main
>(hukum tetap ditegakkan dan pranata-pranata kehidupan demokrasi 
seperti
>transparansi tetap menjadi landasan kebijakannya).
>
>
>***
>JALAN yang ditempuh Korsel dan Afsel memang terasa lebih pas dengan 
budaya
>Timur, ketimbang jalan yang ditapaki Rumania dengan menyingkirkan 
para
>aktor pencipta penderitaan rakyat. Zaman baru Rumania dimulai dengan
>penembakan mati terhadap Presiden Nicolae Ceausescu dan istrinya (25
>Desember 1989) setelah diadili secara kilat di pengadilan militer.
>
>Hilangnya Ceausescu dengan seluruh kaki-tangannya disusul lahirnya 
bangsa
>Rumania Baru yang ditandai dengan tampilnya Ion Iliescu dari Front
>Penyelamatan Nasional sebagai pemimpin baru.
>
>Jalan mana yang harus ditempuh untuk menciptakan Rekonsiliasi 
Nasional
>kita? Itulah pertanyaan yang harus kita jawab. (ias)
>
>
>
>
>
>=========
>Roy Juliawan
>=========
>

Charles A. Coppel
Department of History
The University of Melbourne
Parkville, Victoria 3052
Australia
+61-3-93445952 (Work phone)
+61-3-93447894 (Work fax)
+61-3-93479025 (Home phone)
+61-3-93494460 (Home fax)
C.Coppel@h... (Email)
--- End forwarded message ---




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~-->
4 DVDs Free +s&p Join Now
http://us.click.yahoo.com/pt6YBB/NXiEAA/MVfIAA/x3XolB/TM
---------------------------------------------------------------------~->

To unsubscribe from this group, send an email to:
koran-salatiga-unsubscribe@yahoogroups.com

 

Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/