[Nasional-f] [koran-salatiga] Presiden tidak Simpatik, TKI Jual Anak

enjoy_aje nasional-f@polarhome.com
Sun Sep 8 11:40:40 2002


--- In melb-disc@y..., Arief Budiman <ariefb@u...> wrote:
>
>
>02 September 2002  19:08:00
>Andi Mallarangeng: Presiden tidak Simpatik
>
>Jakarta-RoL--Pengamat politik Andi Mallarangeng menilai keputusan
>presiden RI berkunjung ke sejumlah negara di Afrika sebagai keputusan
>yang tidak jelas. Pasalnya di tanah air presiden masih mempunyai
>sejumlah masalah serius yang harus diselesaikan.
>
>Menurutnya saat ini di Nunukan, kalimantan timur masih banyak TKI 
yang
>nasibnya tidak menentu, sakit hingga meninggal dunia. ''Presiden 
tidak
>membuat pernyataan simpati, tapi malah pergi ke afrika, TKI di 
Nunukan
>tidak diurus,'' kata Andi Senin (2/9).
>
>Ia lalu mencontohkan sikap presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo
>yang dinilainya mempunyai perhatian besar kepada warganya. Ia 
menjemput
>para tenaga kerjanya yang pulang dari malaysia sampai perahu yang 
tiba
>di pelabuhan.
>
>Bahkan ia menyempatkan diri menelpon PM Malaysia Mahatir Mohamad
>sehingga PM malaysia membatalkan keputusan pemerintahnya untuk 
mengirim
>pulang tenaga kerja Filipina.
>
>Pemerintah saat ini tidak mempunyai prioritas yang jelas dibanding
>Filipina untuk masalah TKI. ''Ini salah satu bentuk kegagalan 
dipromasi
>pemerintah kita. Seharusnya segala potensi yang kita miliki diberikan
>bagi para TKI itu.''
>
>Presiden Megawati Soekarno Putri dijadwalkan akan mengunjungi enam
>negara di afrika dan eropa Timur selama 2 minggu. Selain suaminya 
Taufik
>Kiemas, Megawati juga didampingi sejumlah menteri kabinet gotong 
royong.
>
>
>Seperti Menlu Hasan Wirajuda, Menneg Lingkungan Hidup Nabiel Makarim,
>serta Menko Perekonomian Dorojatun Kuntjoro Jakti serta sejumlah 
anggota
>DPR dan wartawan.
>
>Presiden dijadwalkan akan menghadiri KTT pembangunan berkelanjtan di
>Johannesburg Afrika Selatan. Dalam KTT ini, presiden akan 
menyampaikan
>pidatonya.
>
>Dalam kesempatan yang sama megawati juga akan mengadakan pertemuan
>dengan para pimpinan kepala pemerintahan negara sahabat lainnya 
seperti
>PM Selandia Baru Helen Clark, Perdana Menteri Belanda Jan Peter
>Balkenende, Presiden Kroasia Stefan Mesic dan Kanselir Jerman Gerhard
>Schroeder.
>
>Megawati juga akan mengunjungi Bosnia, Aljazair, Mesir dan Kroasia.
>Presiden akan kembali ke tanah air 15 September mendatang.
>
>   _____ 
>
>Berita ini dikirim melalui Republika Online 
http://www.republika.co.id
>Berita bisa dilihat di :
>http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=92271&kat_id=23
><http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=92271&kat_id=23>
>



Kompas
Selasa, 3 September 2002

TKI Mulai Jual Anak
- Dua Anak Rp 2 Juta

Nunukan, Kompas - Kondisi keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) di 
Kabupaten
Nunukan, Kalimantan Timur, yang terusir dari Malaysia, makin hari 
makin
memprihatinkan. Karena kehabisan uang dan tak tahan hidup sengsara, 
sejumlah
TKI bahkan harus rela menjual anak mereka, antara lain untuk ongkos 
pulang
ke kampung halaman.Akibat buruknya kondisi lingkungan, jumlah 
kematian juga
terus bertambah. Hari Senin (2/9) kemarin, Julius Aulu -usia satu
bulan-meninggal, yang berarti menambah jumlah anggota keluarga TKI 
yang
meninggal menjadi 67 orang, termasuk 25 balita (bawah lima tahun).
Tiga balita keluarga TKI juga dilaporkan sudah terkena busung lapar 
dan
sebagian besar bocah lainnya terkena gizi buruk akibat kondisi 
penampungan
yang juga memprihatinkan.
Palupi, petugas Posko Relawan Bantuan Kemanusiaan, menjelaskan, ia 
telah
memantau ada dua anak yang dijual. Tiga bocah lainnya juga diberikan
orangtua TKI kepada orang lain di Nunukan.
"Di penampungan di daerah pelabuhan, seorang TKI menjual dua anaknya, 
yang
berusia satu setengah tahun seharga Rp 1,5 juta dan yang berumur 
delapan
bulan dijual Rp 500.000," kata Palupi.
Pasangan suami-istri asal Flores, Laurensius Liwo-Kristina Noga 
Magin, yang
ditemui Kompas di Nunukan, kemarin, mengaku mendapatkan anak yang 
mereka
panggil Aco (3) setelah hari Minggu lalu memberi uang Rp 1 juta kepada
seorang ibu bernama Musriah, untuk ongkos pulang ke Jawa.
Meski demikian, Liwo meminta agar tidak menyebut hal tersebut sebagai
"membeli anak" dan Liwo menjelaskan bahwa ibunda Aco telah pulang ke 
Jawa.
"Tolong ini jangan dianggap jual-beli. Kami membantu dia karena dia 
sama
sekali tidak punya uang setelah dua minggu di Nunukan ini. Kakak Aco
pun-perempuan berusia empat tahun-diberikan kepada orang lain di 
Tawau. Ia
merasa kecewa, tiga kali kawin cerai, ditinggal suami, dan anaknya 
yang
berusia 20 tahun di Kota Kinabalu malah pernah memukulinya," kata 
Kristina.
"Kami berdua memberi nama Aco itu Alfedrus Septianus dan dia langsung 
dekat
dengan kami," ujar Liwo, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir 
angkutan
umum. Istrinya, Kristina, guru SMP. Liwo, kemarin, juga mengajak "anak
barunya" bepergian menemaninya menyopir mobil angkutan.
"Saya mendengar beberapa orangtua sudah tidak mampu memelihara 
anaknya,
tetapi saya selalu keduluan orang lain. Saya baru dapat sekarang," 
kata
Kristina, yang telah memiliki anak perempuan berusia 12 tahun. "Anak 
saya
senang punya adik baru," ia menambahkan.
Menurut Palupi, di tempat lain, pasangan TKI memang ada yang kembali 
ke
Malaysia setelah menyerahkan tiga anaknya kepada orang yang mereka 
kenal di
Nunukan.
Petugas relawan lain mengatakan telah mendengar banyak terjadi 
penjualan
anak balita TKI. Bahkan, ada pasangan TKI yang bertengkar karena suami
ngotot ingin menjual anak mereka disebabkan kebutuhan uang setelah 
kalah
berjudi.
Busung lapar
Ketua Posko Relawan Bantuan Kemanusiaan Aloysius Ratu Kellen 
mengungkapkan,
balita yang terkena busung lapar adalah Charles dan Emanuel, anak 
kembar
berusia 1,5 tahun. Kondisi mereka mengenaskan dengan badan kurus dan 
perut
membuncit. Seorang balita lainnya yang terkena busung lapar, tidak 
diketahui
namanya, tetapi diketahui tinggal di penampungan Sungai Sembilang.
"Sebagian besar dari mereka tidak mengonsumsi sayur, dan cuma 
memperoleh
sedikit nasi dengan ikan asin dua kali sehari dalam sebulan terakhir,"
Kellen menjelaskan.
Menurut Kellen, balita tersebut juga rawan terkena penyakit infeksi 
saluran
pernapasan atas (ISPA). Dalam data Dinas Kesehatan Nunukan, 
sekurangnya
2.323 balita mendapat perawatan akibat terkena gangguan ISPA.
Para relawan yang bertugas di posko tersebut meminta agar dikirimkan
tambahan tenaga medis, pelayanan tempat tinggal yang memadai, dan air 
bersih
bagi TKI. Upaya itu akan sangat membantu 20.000 TKI dan keluarga yang 
saat
ini bertahan di Nunukan, menanti kesempatan kembali ke Sabah, 
Malaysia.
Obat tiga hari
Kepala Dinas Kesehatan Nunukan Trisno Hadi yang dihubungi terpisah 
kemarin
menyatakan akan meningkatkan koordinasi sehubungan dengan buruknya 
kondisi
lingkungan tempat tinggal para TKI.
Ia pun mengakui makin menipisnya cadangan obat di Pusat Kesehatan 
Masyarakat
(Puskesmas) Nunukan sehingga kini hanya tersisa untuk tiga hari 
mendatang.
"Kami mengupayakan bantuan kapal rumah sakit KRI Amboina yang tiba 
Jumat
ini. Selain itu, didatangkan pula 10 perawat dari Balikpapan untuk 
membantu
di Puskesmas Nunukan yang kewalahan melayani pasien," kata Trisno.
Dari Pelabuhan Nunukan dilaporkan, sepanjang Senin, sekitar 2.000 
orang
berangkat dalam 12 pelayaran dari Nunukan ke Tawau. Sebanyak 1.990 
orang
yang diduga TKI menggunakan paspor untuk menyeberang, sisanya memakai 
Pas
Lintas Batas yang umumnya digunakan masyarakat setempat.
Pejabat Pendaratan Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Novly TN Momongan
mengatakan, sepanjang hari lebih banyak orang berangkat dari Nunukan 
ke
Tawau. Akan tetapi, masih ada arus kapal yang masuk dari Tawau ke 
Nunukan
hingga malam hari sehingga masih ada kemungkinan mengalirnya TKI yang 
pulang
dari Sabah ke Indonesia.
Dari Kantor Imigrasi Nunukan diperoleh data masih 9.930 paspor TKI 
yang
diproses pihak imigrasi. Diperkirakan pembuatan paspor tersebut akan 
selesai
dalam dua pekan.
Presiden harus mampir
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) DPR Rodjil Gufron meminta 
Presiden
Megawati menemui langsung para TKI yang bermasalah itu, baik di 
Nunukan
ataupun di Malaysia. "Kalau dia tahu langsung duduk persoalan, langkah
koordinasi akan mudah diambil. Tidak seperti sekarang, semua menteri 
saling
lempar tanggung jawab," ujar Rodjil.
"Tanpa kehadiran Megawati, TKI merasa pemerintah tidak serius 
memandang
persoalan mereka. Apalagi, seperti terjadi di Kuala Lumpur, TKI yang 
mau
mengurus SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor-Red) harus melalui 
calo, yang
harganya bisa tiga kali lipat. Ini pemandangan buruk Indonesia di 
negeri
orang. Itu kan sangat merugikan bangsa kita," katanya.
Menanggapi kritik dari beberapa anggota DPR yang menghendaki segera 
Megawati
kembali ke Tanah Air setelah usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 
Bumi,
Menlu Hassan Wirajuda mengatakan, masalah TKI ilegal bukan hanya 
memulangkan
dari Malaysia ke Indonesia, tetapi juga menempatkan kembali secara 
resmi ke
Malaysia.
Telah ada kesepakatan antara Malaysia dan Indonesia untuk membahas 
masalah
TKI ini pada bulan September, katanya, tanpa menyebutkan kapan itu 
akan
dilaksanakan. Menlu juga menyebutkan rencana pertemuan antara Wakil PM
Malaysia Abdullah Badawi dengan Megawati selama keduanya berada di 
Afrika
Selatan.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH 
Hasyim
Muzadi mengatakan, Gerakan Moral Nasional yang terdiri dari pimpinan 
NU,
Muhammadiyah, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), dan Persekutuan 
Gereja
Indonesia (PGI) akan berkunjung ke tempat penampungan TKI di Nunukan, 
Rabu
besok.
"Kehadiran kami di sana ingin mengetahui secara persis apa yang 
menjadi
keluhan mereka selama ini. Sebab, menurut berita di koran, sepertinya 
mereka
kurang tertangani dengan baik," ujar KH Hasyim. (ong/mh/osd/mba)
Search :
--- End forwarded message ---



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~-->
4 DVDs Free +s&p Join Now
http://us.click.yahoo.com/pt6YBB/NXiEAA/MVfIAA/x3XolB/TM
---------------------------------------------------------------------~->

To unsubscribe from this group, send an email to:
koran-salatiga-unsubscribe@yahoogroups.com

 

Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/