[Nasional-f] [koran-salatiga] Fwd: Re: FWD: ITULAH INDONESIA!

enjoy_aje nasional-f@polarhome.com
Sun Sep 8 11:39:48 2002


 --- j a m a l <jamal@i...> wrote: > 
> Salam kenal semua,
> Sejak saya rada mulai melek baca, SMP, lalu SMA,
> berujung pada satu hal yg 
> tidak mengenakan, bahwa tahu itu menyakitkan. Tapi
> saya harus terus hidup 
> dengan semuanya, di negeri yg saya makan berasnya
> dan minum airnya.
> 
> Waktu kuliah -di Senirupa ITB, 88-94- sikap saya
> jadi demikian skeptis. 
> Sempat terlontar kata2 dari mulut saya [masih ingat
> persis, sehabis lunch 
> di kantin pusat, "Ada yang salah dengan negeri
> ini...." Tapi dihibur atau 
> 'diomelin' oleh teman saya yg anak jendral [bintang
> dua apa tiga, the 
> general now sudah alm], "Ah, ngga usah mikir yg
> macem2, kerjakan saja tugas 
> masing2."
> 
> Hehe...saya kaget dg ucapannya yg 'profesional' itu,
> tapi juga setengah 
> mengiyakan.
> 
> Untuk melindungi diri saya dari skeptis dan takut
> depresi akut, saya hanya 
> punya jurus lapang dada, dg berusaha meyakinkan diri
> bahwa someday it will 
> be better. Saya selalu melihat umur republik ini.
> Ah, masih muda untuk 
> sebuah bangsa dan negara. Meskipun orang Viking yg
> pernah diskusi dg saya 
> bilang, "Itu bukan alasan...".
> 
> The President
> Ketika HMS turun, ada gejolak aneh yg tanpa keburu
> tahu persis, lalu 
> ditimpa adat humor saya, "datang juga saatnya..."
> pernah terpikir bahwa 
> jangan2 seumur hidup -saya lahir 1967- hanya punya
> satu presiden.  Waktu 
> itu, yg penting turun. Siapa yg ganti, tidak
> penting. Karena memang tidak 
> ada bayangan siapa. 30 tahunan lebih presidennya
> dia, mana bisa melihat 
> calon2 lain yg 'qualified'? Lalu BJH. Kejadian
> paling membahagiakan adalah 
> ketika BJH mengadakan silaturahmi dengan para
> redaktur media lokal dan 
> luar. BJH bicara dalam bahasa Inggris yg cas cis cus
> tapi juga cuek ketika 
> lupa satu kata dalam bahasa Inggrisnya dan
> menanyakan pada [orang 
> Indonesia] yg hadir. Tanpa sadar, saya berteriak di
> rumah -waktu itu saya 
> sendirian- Horeee...presidenku bisa bahasa Inggris!
> Ada harapan besar pada 
> BJH. Wajahnya yg lutju dan ekspresif, fresh from
> cabin pesawat, membesarkan 
> hati...
> 
> Lalu GD. Gus Dur adalah Kyai. Saya pernah di
> pesantren. Meski GD -tentu 
> saja- jauh lebih smart dari kyai saya dulu. Ada hawa
> segar juga tertiup. 
> Tapi ada yg bilang GD terlalu maju, jauh di depan
> meninggalkan bangsanya. 
> Lalu, to know is painful back! di media -sekarang
> saya berusaha tidak baca 
> koran/majalah berita- sering aneh dalam
> kesimpangsiuran berita yg tidak 
> tahu mana yg benar.
> Cape mentalku. brenti baca berita. seputar indonesia
> atau acara berita tv 
> swasta lain yg waktu reformasi begitu saya
> prioritaskan untuk dilihat, 
> menjadi tidak menarik lagi. Waktu ada news soal GD
> akan di Sidang 
> Istimewakan, ketegangan menjalar di adrenalin saya:
> what would happen next?
> 
> Lalu Mega. Kenapa harus Mbak Mega yg melankolis yg
> berada di kondisi RI 
> sekarang? pertanyaan saya pastinya subjektif. Waktu
> SMA saya aktifis PDI di 
> kampung, pemilu 96. Hanya karena itu partey gurem.
> Keberpihakan pada yg 
> lemah seperti naluri. Heran. Ketika peristiwa
> penyerangan kantor PDI, 27 
> Juli itu terjadi, saya melintas di atas kereta  di
> atas jalan yg banyak 
> orang berbaju merah. Saya tidak tahu ada apa. 
> Merah, ya PDI. tapi ada apa? 
> Paling demo. dan berhenti memikirkannya. Waktu itu
> saya mau pulang ke 
> Bandung usai dapat score IELTS  di TBC gara2 dapat
> beasiswa satu semester 
> untuk belajar desain di Denmark. Sekarang saya tidak
> aktif di mana-mana. 
> Dan sejumput rasa lega muncul ketika PDI-P terbanyak
> di pemilu. Meskipun 
> jadi keder-ngeri-sedih juga melihat simpatisannya yg
> 'serem-serem' dan 
> posko dimana-mana. Pos Hansip ada teman, posko
> pdi-p.
> 
> Saya sekarang -dalam rangka lapang dada yg tidak
> bisa lebih lapang lagi- 
> biasanya  menyanyikan sepotong bait lagu wajib
> 'Indonesia Tanah Airku': 
> "ITULAH INDONESIA...."
> 
> sempat di media mana, lupa majalah/koran apa dan
> siapa yg nulis, ada yg 
> membahas lagu kebangsaan kita. Ya, Indonesia Raya.
> Meskipun ada yg 
> mengolok-ngolok, nanti mah, lagu kebangsaan diganti
> dengan Indomie 
> seleraku, seperti diiklan TV. Di Indonesia Raya, ada
> 'indonesia tanah 
> airku, tanah tumpah darahku...' katanya itu harus
> diubah. 'tanah tumpah 
> darahku', artinya -kebetulan muncul sekitar
> peristiwa Ambon kemarin, yang 
> menurutnya, tempat kita menumpahkan darah....
> 
> ada yg tahu maksud Wage R. Supratman dengan kalimat
> itu?
> 
> salam dari bandung
> [where Indonesia begin]
> J
> 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~-->
4 DVDs Free +s&p Join Now
http://us.click.yahoo.com/pt6YBB/NXiEAA/MVfIAA/x3XolB/TM
---------------------------------------------------------------------~->

To unsubscribe from this group, send an email to:
koran-salatiga-unsubscribe@yahoogroups.com

 

Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/